Saham: Investasi atau Judi?
Monday, June 20, 2022       18:52 WIB

Jika kita bertanya tentang hal ini kepada pegawai PT Bursa Efek Indonesia (BEI), maka kemungkinan besar mereka akan menjawab bahwa saham adalah investasi. Tetapi, jika kita mengajukan pertanyaan yang sama pada orang awam, maka kemungkinan besar mereka akan menjawab bahwa saham adalah judi (dan bursa saham tidak lebih dari kasino besar, di mana orang mempertaruhkan keberuntungannya).
Pertanyaan apakah saham adalah investasi ataukah judi merupakan pertanyaan klasik di mana setiap orang dapat memiliki jawabannya sendiri (beserta alasan yang mendukung jawaban itu). Kita akan menjawab pertanyaan, apakah saham adalah investasi atau judi, dengan melihat masalah ini menurut rumus matematika sederhana, sehingga jawaban yang diberikan bersifat tidak memihak.
Misalkan seseorang pergi berkunjung ke kasino di Las Vegas atau di Macao. Kita katakan bahwa orang itu pergi berjudi, karena ia mempertaruhkan uangnya atas keberuntungan dari hasil lemparan dadu saja. Tidak ada keraguan bahwa tindakan orang itu, mempertaruhkan uangnya di kasino, adalah judi. Dalam hal ini pengunjung kasino bertaruh melawan bandar ( house ).
Kita ambil contoh lain yang lebih sederhana - dari melempar dadu (enam kemungkinan untuk lemparan satu dadu dan 6x6 kemungkinan untuk lemparan dua dadu) - dengan mengambil contoh lemparan sekeping koin.
Kemungkinan yang dapat muncul dari pelemparan koin ini hanya dua macam: kepala ( head ) atau ekor ( tail ), dengan kemungkinan (probabilitas) yang sama besar 50:50. Berapa imbal hasil ( pay-off ) pelemparan koin ini?
Katakanlah bahwa jika keluar hasil kepala maka imbal hasilnya adalah untung Rp1.000 bagi penjudi, dan jika keluar hasil ekor maka pihak kasino ( house ) yang menang dan menerima Rp1.000 dari penjudi. Sampai di sini, nilai harapan (ekspektasi) dari perjudian ini adalah sama besar baik bagi penjudi maupun bagi bandar ( house ).
Sekarang kita tinjau Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengatakan bahwa BEI seperti kasino dan BEI adalah bandar judi tentu tidaklah benar karena BEI tidak ikut bertaruh atas kenaikan harga saham atau kenaikan harga indeks (walau pun saya yakin bahwa para pejabat BEI percaya bahwa saham yang dicatatkan di BEI akan naik harganya dibanding nilai pencatatan perdana saham tersebut atau nilai IPO-nya, dan bahwa nilai indeks saham IHSG akan naik dalam jangka panjang). Dalam hal ini, BEI hanyalah bursa penyelenggara perdagangan saham.
Lalu bagaimana dengan perusahaan sekuritas yang memasukkan  order  jual atau beli ke BEI? Sama seperti BEI, perusahaan sekuritas bukanlah bandar ( house ) yang menjadi lawan pemain saham. Perusahaan sekuritas hanya perantara yang meneruskan perintah ( order ) pemain saham, baik itu perintah ( order ) beli atau pun perintah ( order ) jual ke bursa (BEI). Jadi, dari segi struktur organisasi, Bursa Efek berbeda dari kasino.
 Lalu bagaimana dari sudut pandang pemain saham? Apakah membeli saham identik dengan berjudi? 
Kembali ke masalah pelemparan sekeping koin, misalkan jika hasil ( outcome ) pelemparan ini adalah kepala ( head ) maka penjudi menang Rp1.000, dan jika hasil ( outcome ) pelemparan koin adalah ekor ( tail ) maka bandar ( house ) menang Rp1.000.
Di BEI, jika seorang pemain saham membeli saham, ada tiga kemungkinan: harga saham itu naik, tetap sama, atau turun. Tetapi lawan ( counterparty ) dari pemain saham ini bukanlah BEI atau perusahaan sekuritas tempatnya bertransaksi. Lawan dari pemain saham ini adalah pemain saham lain yang mengambil posisi berlawanan dengannya.
Jika mengabaikan kemungkinan harga saham tidak bergerak, maka hasil dari pembelian saham hanya ada dua: naik atau turun. Saham naik, pembeli untung Rp1.000, dan jika saham turun pembeli rugi Rp1,000. Sepintas terlihat bahwa membeli saham sama dengan berjudi, melempar koin dengan hanya dua kemungkinan untung atau rugi.
Tetapi bagi pemodal yang paham dengan investasi saham, probabilitas (kemungkinan) saham akan naik atau turun bukan 50:50. Ini konsep investasi yang penting. Orang berinvestasi untuk memperoleh keuntungan.
Angka harapan (ekspektasi) nilai keuntungan, secara matematis, ditulis sebagai berikut:
 Ekspektasi hasil EUR = Probability x Pay-off 
Artinya, besarnya harapan hasil sama dengan kemungkinan kejadian dikali dengan tingkat pengembalian (imbal hasil).
Dalam kasus pelemparan koin dengan hanya dua hasil yang mungkin, probabilitas keluar kepala atau ekor, sama besarnya atau 50:50. Demikian pula dengan tingkat imbal hasil ( pay-off ) munculnya kepala ( head ) sama dengan imbal hasil ( pay-off ) munculnya ekor ( tail ). Artinya, harapan (ekspektasi) dari keuntungan melempar koin adalah 50%. Berarti, keuntungan melempar koin sepenuhnya ditentukan oleh faktor keberntungan saja, dan ini yang dinamakan judi (spekulasi).
Sebaliknya, bagi orang yang mengerti investasi dalam saham, membeli saham dapat mempunyai probabilitas harga saham naik yang lebih besar dibanding probabilitas harga saham turun. Dengan demikian, ekspektasi keuntungan pembelian saham bagi pemodal ini adalah suatu nilai yang positif. Bagi pemodal ini, membeli saham adalah investasi dan bukan judi atau spekulasi.
 Lalu, bagaimana kita tahu bahwa probabilitas kenaikan harga suatu saham itu lebih besar daripada probabilitas penurunan harganya?  
Pertama, dalam jangka pendek, sekali pun emitennya adalah perusahaan yang bereputasi baik, harga suatu saham bisa naik dan bisa pula turun. Tetapi, dalam jangka panjang, harga saham dari perusahaan yang bereputasi bagus akan selalu lebih besar (naik) dibanding harganya pada hari ini.
Jadi, untuk membeli hanya saham-saham yang mempunyai ekspektasi nilai yang positip, syarat pertama adalah belilah saham yang bereputasi baik dan simpanlah untuk jangka waktu yang lama.
Kedua, jangan membeli hanya satu atau dua macam saham saja, tetapi belilah saham-saham yang terdiversifikasi luas. Misalnya membeli seluruh saham-saham yang ada dalam indeks LQ45 yang diterbitkan oleh BEI.
Kita percaya bahwa dalam jangka menengah- panjang, probabilitas harga indeks LQ45 naik lebih besar daripada probabilitas harganya akan turun. Jadi, ekspektasi keuntungan membeli saham-saham indeks LQ45 adalah suatu nilai yang positip, dan ini disebut investasi.
Jadi, kembali ke pertanyaan semula, saham adalah investasi ataukah saham adalah judi, hanya dapat dijawab oleh pembeli saham itu sendiri.
Jika seseorang membeli hanya satu atau dua macam saham saja, dan hanya memegang saham itu untuk jangka waktu pendek, maka nilai ekspektasi keuntungan saham tersebut kecil sekali atau bahkan negatif (angka minus berasal dari nilai  pay-off  yang negatif). Dapat dikatakan bahwa keuntungan memegang saham, kalau itu terjadi, adalah karena faktor keberuntungan semata. Dalam hal ini, tindakan orang itu memegang saham dikatakan sebagai tindakan spekulasi atau judi.
Sebaliknya, jika seseorang membeli saham-saham yang terdiversifikasi dengan baik, dan memegangnya cukup lama, maka ekspektasi keuntungan atas saham-saham tersebut merupakan angka yang positip, dan tindakan orang itu memegang saham-saham adalah tindakan investasi.
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS

berita terbaru
Monday, May 06, 2024 - 21:50 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham DOOH, Beli
Monday, May 06, 2024 - 21:48 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham CGAS, Beli
Monday, May 06, 2024 - 19:55 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of DWGL
Monday, May 06, 2024 - 19:50 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BEST
Monday, May 06, 2024 - 19:47 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BBHI
Monday, May 06, 2024 - 19:44 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BAYU
Monday, May 06, 2024 - 19:42 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of AWAN